Kapan 1 Ramadhan 1443 H 2022 atau kapan puasa 2022, Begini Penjelasan Kementerian Agama

1. Penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah yang dilakukan mengunakan metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah RI dan berlaku secara nasional.

2. Seluruh umat Islam di Indonesia wajib menaati ketetapan Pemerintah RI tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.

3. Di dalam menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia, ormas-ormas Islam dan instansi terkait.

4. Hasil rukyat dari daerah yang memungkinkan hilal dirukyat walaupun di luar wilayah Indonesia yang mathla’nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh Menteri Agama RI.

Sidang isbat yang dilaksanakan pada Jumat 1 April 2022, akan dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, dan juga sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Sedangkan Kementerian Agama, dalam hal ini berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli dan cendekiawan untuk bermusyawarah dalam menetapkan jatuhnya awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.

“Forum ini sekaligus menjadi sarana untuk berdiskusi,” kata Adib.

“Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman,” jelasnya.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kemenag, Ismail Fahmi menjelaskan, bahwa pada hari pelaksanaan rukyat atau pemantauan, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit.

[irp posts=”3231″ name=”Hasil Sidang Isbat Ramadhan 1443 H Tahun 2022″]

Berdasarkan Fakta ini yang akan menjadi dasar bagi mereka yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal untuk menetapkan jatuhnya awal Ramadhan yang bertepatan pada 2 April 2022.

Sedangkan Kemenag, sebagaimana fatwa MUI, menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan metode Hisab dan Rukyat.

Hasil perhitungan astronomi atau Hisab, dijadikan sebagai informasi awal lalu dikonfirmasi kembali dengan menggunakan melalui metode Rukyat (pemantauan di lapangan).

“Posisi hilal pada kisaran 1 sampai 2 derajat ini cukup krusial dalam konteks rukyat atau pemantauan,” imbuhnya.

Apalagi, kriteria baru yang disepakati MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), awal bulan masuk jika posisi hilal saat matahari terbenam sudah 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

“Dalam konteks inilah ada potensi perbedaan awal Ramadan,” kata Ismail Fahmi.

Menurutnya, sidang isbat akan menunggu hasil laporan pemantauan hilal dilapangan apakah sudah ada yang melihat ataukah tidak.

Kemudian  peserta sidang akan melakukan musyawarah untuk menentukan 1 Ramadhan 1443 H.

“Jadi, mari tunggu pengumuman hasil dari sidang isbat 1 Ramadhan 1443 H atau Puasa 2022,” tegasnya.

Leave a Comment